Selasa, 19 April 2011

Hukuman untuk Guru Muda dan Cantik (bag. 1)

Perkenalkan namaku Tommy, aku sekarang sedang sekolah ternama di Ibukota negara ini. Orang tuaku adalah orang terkaya di negeri ini. Bahkan sekolah tempat aku belajar dimiliki oleh orang tuaku, yang kemudian diberikan pada aku. Sehingga aku adalah pemilik sekolah ini.

Sekolah ini mempunyai banyak sekali murid-murid, terutama dari orang-orang kaya. Orang tua mereka sangat senang mengingingkan anak mereka untuk sekolah di sini. Mereka ingin agar anak mereka kenal dengan aku, dengan harapan posisi mereka atau usaha mereka dapat terus berkembang, dengan bantuan aku.

Banyak sekali teman-teman aku, yang sangat baik dengan aku, mereka ingin agar jabatan orang tua mereka dapat naik pangkat, atau usaha orang tua mereka dapat berkembang terus. Banyak sekali siswi-siswi yang sengaja yang mendekatiku agar keluarga mereka dapat ditingkatkan perekonomiannya. Banyak siswi yang sengaja mengajakku tidur, tentu saja aku hanya memilih yang cantik-cantik saja. Dan setiap kali mereka tidur dengan aku, keesokkan harinya orang tuanya naik jabatan.


Tahun Ajaran Baru

Hari ini adalah adalah hari pertama sekolah, kini aku sudah kelas 3 IPA. Banyak sekali siswi-siswi baru, yang baru masuk kelas 1. Aku mengincar mereka siapa tahu ada yang cantik dan seksi.

Aku melihat ada siswi cantik yang bernama Heni, langsung saja aku coba mendekatinya.

"Heni.. dipanggil oleh Tommy", temanku Ken berkata pada Heni.

"Oh Tommy pemilik sekolah ini yah", Heni menjawab dengan senang. Tentu saja ia senang karena itulah tujuan dia sekolah disini.

Pada jam istirahat, aku memanggil Heni ke sebuah ruangan kosong. Disana aku merayu Heni, dan mencoba berkenalan dengan dia. Dan akhirnya aku mencoba mencium dia.

"Tommy..", balas Heni sambil menciumku juga.

Aku mencoba memasukkan tanganku kedalam baju dia. Astaga susunya kenyal sekali, rasanya tanganku seperti memegang karet saja, kenyal sekali. Aku meremas - remas susunya.

"Ahh..", desah Heni.

Tiba-tiba pintu terbuka, aku menengok dan melihat guru baru.

"Hei apa yang kalian lakukan, cepat kembali ke kelas", teriak guru tersebut.

Astaga baru kali ini ada yang memarahi aku, guru tersebut tidak mengetahui posisiku di sekolah ini, bahwa aku sebagai raja di sekolah ini. Dengan rasa dongkol aku kembali ke kelas.

Aku memberitahu Ken temanku agar menghukum guru tersebut. Kemudian Ken menghubungi Kepala Sekolah agar mereka bertemu. Kemudian Kepala Sekolah, Ken dan guru tersebut yang bernama Cindy bertemu. Kepala Sekolah menyampaikan bahwa tidak ada yang boleh mengganggu Tommy di sekolah, dan guru tersebut harus dihukum. Jika tidak mau dihukum, maka keluarga Cindy akan dihancurkan perekonomiannya, mereka akan menjadi gelandangan. Cindy yang baru berumur 18 tahun dan sedang kuliah Kedokteran dan menjadi guru honorer di sekolah ini dengan terpaksa menyetujuinya.

Hukuman Hari Pertama

Hari ini adalah hukuman untuk guru cantik bernama Cindy. Pada jam pertama ini, aku belajar biologi diajar oleh Cindy. Ketika ia masuk, Ken memberitahu bahwa ia harus mengajar tanpa pakaian. Tadinya ia tidak mau dan ingin keluar dari sekolah ini, tapi karena diancam keluarganya akan menjadi gelandangan ini mau menuruti. Dengan berurai air mata, ia melepas blazer dan roknya. Terlihat bahwa tubuhnya dengan tinggi 166 cm dan berat 47 kg, mempunyai kulit yang putih sekali.

"Bu Cindy, lepas BH dan Celana dalamnya", teriak Ken.

Dengan ragu-ragu ia melepas BH yang berukuran 34B dan celananya, terlihat ia memiliki susu yang tidak terlalu besar tetapi putih sekali dan rambut kemaluan yang hitam tapi tidak terlalu lebat.

Dengan malu-malu ia mengajar kami selama 2 jam pelajaran dengan bugil. Tentu saja perhatian anak-anak cowok tidak pada pelajarannya, tetapi mengagumi tubuh bugilnya. Cindy mengajar dengan kacau balau, sambil menerangkan ia mencoba menutupi tubuhnya, tentu saja tidak bisa, karena ia harus mencatat di papan tulis dan harus menerangkan. Beberapa anak laki-laki mencubit tubuhnya, ketika melewati mereka. Cindy hanya bisa menerangkan sambil terisak-isak.

Rasanya dua jam pelajaran berlangsung cepat sekali, berikutnya pelajaran matematika yang membosankan oleh Pak Ginanjar. Aku membisikan Ken, hukuman selanjutnya.

"Bu Cindy, dua jam pelajaran ini, harus mengulum punya Tommy", kata Tommy kepada Cindy.

Guru Muda dan Cantik
Ketika Pak Ginajar mulai menerangkan, dengan ragu-ragu Cindy jongkok dihadapanku. Kemudian ia membuka reseleting celanaku, dan mulai mengeluarkan penisku. Ia kemudian memegang kemaluanku, rasanya hangat sekali tangan Cindy. Ia mulai mengulum penisku yang panjangnya 17 cm. Ia memaju mundurkan mulutnya, rasanya enak sekali, sambil mendengarkan pelajaran matematika, sambil diurut penisku oleh mulut guru muda yang cantik ini. Sampai suatu kali rasanya ingin mengeluarkan sesuatu. Aku menarik rambut Cindy, agar kepalanya bergerak lebih cepat.

"Ah..", desahku sambil mengeluarkan air mani kedalam mulutnya sebanyak mungkin.

"Oupch..", terdengar suara Cindy yang kehabisan nafas, harus menelan air maniku sambil menangis.

Hukuman Hari Kedua

Hari ini aku memberi tahu Ken hukuman Cindy.

"Bu Cindy, hari ini harus masuk lagi ke kelas 3, sambil menerangkan tentang hubungan seks, sambil diperagakan dengan Tommy", kata Ken kepada Cindy.

"Apa..", teriak Cindy.

"Bu, ingat keluarga Ibu", ancam Ken.

Akhirnya Cindy menyetujuinya. Pada jam pelajaran kelima, Cindy masuk ke kelas 3. Anak laki-laki berteriak, "Buka.. buka.. buka..".

Dengan gemetar Cindy kembali membuka seluruh pakaiannya.

"Anak-anak, Ibu sekarang mau menerangkan tentang hubungan seks" kata Cindy sambil gemetar.

"Tommy tolong kesini" kata Cindy. Aku lalu maju kedepan, lalu Cindy membuka celanaku.

"Pertama-tama dilakukan pemanasan dulu", kata Cindi sambil meletakan tanganku pada susunya. Langsung aku meremas-remas dengan keras, enak sekali pikirku. Tampak Cindy kegelian. Lalu Cindy meremas penisku.

Setelah beberapa lama, aku mulai tak sabar, lalu dengan cepat aku mencoba memasukkan penisku ke vagina Cindy. Cindy berusaha menghindar sambil menangis. Aku menyuruh anak-anak cewek agar memegangi tubuh Cindy, sambil dipegang oleh 4 orang anak cewek, aku memamasukkan penisku kedalam vaginanya. Astaga rasanya sempit sekali, aku merasa ia masih perawan. Lalu dengan cepat aku mengocok penisku didalam vaginanya.

"Bu ayo.. teruskan menerangkannya", kataku pada Cindy.

"Beginilah caranya bersenggama anak-anak", Cindy menerangkan sambil menangis.

Aku terus mengocok penisku di dalam vagina cindy. Dari posisi berdiri kami melakukannya, tidak puas dengan posisi ini aku mencabut penisku dari vaginanya, lalu mencoba posisi doggi style. Aku memasukkan penisku ke dalam vaginanya, sementara itu tanganku meremas-remas susunya dari belakang. Rasanya empuk sekali, sementara itu penisku digoyangkan terus.

Tiba-tiba Cindy mengejang, dengan meremas penisku dengan kuat, ternyata ia mengalami orgasme. Teman-temanku pada tertawa melihatnya. Tak lama kemudian aku juga mengeluarkan air maniku di dalam vaginanya dengan kuat. Terlihat wajah Cindy yang kaget dan ketakutan menerima sperma di dalam vaginanya. Semua teman-teman bersorak melihatnya.

Bersambung bagian 2

Kamis, 07 April 2011

Mahasiswa Dimanja Seks

Sebut saja aku Diana. Umurku 19 tahun dan aku kuliah di salah satu universitas terkenal di Jakarta. Aku akan menceritakan dilemma yang kuhadapi gara-gara kekurangan uang untuk biaya kuliah, aku pun melayani nafsu para lelaki hidung belang, bahkan wanita lesbi/biseks pun kulayani demi mendapat uang.

Kisahku ini berawal pada saat aku kekurangan uang untuk masuk ke perguruan tinggi ternama di Jakarta. Aku berasal dari sebuah kota kecil di luar Pulau Jawa. Orangtuaku kesulitan dalam membiayaiku. Padahal aku benar-benar menginginkan pendidikan gelar sarjana itu. Aku sudah berusaha mencari beasiswa, tapi sulit sekali. Aku cuma mendapat diskon uang pangkal, padahal biaya untuk merantau di luar kota dan biaya per semester tidak sedikit. Namun, karena kegigihanku, aku memutuskan untuk terus berjuang kuliah. Aku punya keyakinan bisa mencari kerja part time atau beasiswa saat kuliah.

Semester pertama aku kuliah masih baik-baik saja. Saat kuliah memang ada kesulitan biaya tapi masih bisa kuatasi, tapi saat memasuki semester kedua, aku benar-benar terpuruk, aku tak dapat kerja, perlu perlengkapan kuliah dll. Sampai suatu saat,, aku sedang surfing ke internet mencari materi tugas kuliah, tanpa sengaja masuk ke situs porno. Kulihat-lihat di sana banyak pria hidung belang yang membutuhkan teman kencan dan bersedia memberi bayaran. Kupikir iseng-iseng kutulis no telpnya. Siapa tahu saat terdesak bisa terpakai.

Dua minggu berlalu, aku belum bisa memperbaiki situasi keuanganku. Orangtuaku tak pernah kuhubungi. Aku tak mau mereka cemas, padahal mereka sendiri susah mencari uang. Jadi, mau tak mau aku memberanikan diri mengirim sms kepada pria tersebut, umurnya 27 tahun. Namanya Adit.

Singkat kata, kami pun ketemuan, wajahnya mirip actor Risky hanggono, hanya saja ia lebih hitam, katanya sih ada keturunan Arab. Kuutarakan permasalahanku. Ia hanya tertawa. Ia berjanji akan membiayai keperluan kuliahku kalau aku mau tidur dengannya. Aku agak ragu. Ku tawari dia bagaimana kalau kencan saja. Tapi ia tak mau, ia maunya ML denganku.

"Tapi, aku masih perawan."
"Beneran? Hari gini susah cari perawan."
"Bener."
"Kalo kebukti lo perawan, gw rela ngasih dobel buat lo!"
"Tapi.." aku ragu.

Adit pun mengeluarkan segepok uang dari tasnya. Wow! Uang itu cukup untuk membeli keperluanku. Karena sudah putus asa, akupun bersedia melayaninya.

Malam minggu itulah aku merelakan keperawananku untuk Adit. Kami masuk ke sebuah hotel, di sana kami pun check in. Saat masuk kamar, aku sempat berubah pikiran, tapi mendapat serangan ciuman bertubi-tubi dari Adit membuatku tak berdaya. Mulutku dihisapnya. Lidahnya menyapu seluruh permukaan mulutku. Sementara tangan Adit telah meremas-remas pantatku. Aku mulai terangsang.

Dalam hitungan detik, Adit sudah telanjang bulat. Tubuhnya kekar berbulu. Sementara ******nya sangat besar, sekitar 20cm dengan diameter 5 cm. Aku jadi takut. Adit malahan tersenyum. Ia mulai membuka kaos dan celanaku. Sekarang aku hanay memakai BH dan CD.

Diremas-remasnya payudaraku yang masih terbungkus BH. Ia pun memasukkan tangannya ke CDku.

"Punyamu lebet ya?"

Aku begitu malu, hanya diam saja.

Akhirnya BH dan CD ku dibukanya. Kami sudah sama-sama bugil. Ia menggendongku menuju ranjang. Di sana ia menindih tubuhku.

Ia kembali melumat bibirku, lidah kami saling berpagutan. Jujur saja aku tak terbiasa tapi demi uang akupun mulai berusaha menikmatinya. Setelah puas berciuman, ia menjilati leherku. Dijilatinya payudaraku dengan lembut. Aku mulai melayang. Dihisapnya putting coklatku sambil diremas-remas membuat putting susuku menegang. Tak lama, ia menempelkan k******nya ke payudaraku. Setelah itu ia menempelkan ******nya ke memekku. Disentuhnya klitorisku dengan ****** besarnya. Aku benar-benar tak kuat saat ia menggosok-gosokkan ******nya ke daerah paling sensitifku.

Akhirnya, memekku sudah sangat basah. Adit mulai memasukkan ******nya ke memekku. Aku benar-benar kesakitan saat kepala ******nya masuk.

"Dit, ampun.. jangan. Sakit!"

"Tenag aja. Memek lo sempit, enak. Gw bayar dobel buat memek perawan kayak lo. OK!"

"Sakiit..! Ouch…..Oh…!" raungku sambil menarik sprei menahan sakit.

"awalnya emang seret, lo tahan ya." Adit melumat bibirku lagi, supaya aku tak berteriak kesakitan.

Dan tiba-tiba "Blesh!" ******nya pun masuk ke memekku. Kurasakan selaput darahku pasti sudah robek. Aku pun menangis. Melihatku menangis, Adit tak berhenti, ia justru makin liar. Memekku digenjotnya begitu liar dan cepat. Payudaraku disedot olehnya membuat aku terdiam. Aku mulai merasakan tanda-tanda orgasme. 5 menit kemudian "CROT! CROT!" Aku pun orgasme untuk pertama kalinya.

Adit makin bernafsu melihatku sudah orgasme. Ia membalikkan posisi, sekarang aku berada di atas, aku disuruh menjilati dadanya yang berbulu. Aku jijik tapi kepalaku didorongnya sampai menyentuh dadanya. Dengan terpaksa, aku mulai menjilati dadanya. Aku sangat takut kalau disuruh menjilati ******nya. Aku pasti tak sanggup. 10 menit kemudian, tubuh kami sama-sama mengejang, akupun orgasme lagi.

Ia melepaskan ******nya dan membalikkan tubuhku ke bawah. ******nya diarahkan ke payudaraku Spermanya membasahi dadaku, Adit menjilati seluruh sperma nya setelah itu ia berbaring sambil memelukku. Sekilas kulihat darahku menempel di sprei. Aku jadi kesal dengan diriku yang begitu rendah. Esok paginya kami main 1 ronde lagi. Memekku jadi sakit dibantainya. Sebelum check out, kami mandi kucing. Aku disuruh nungging di kamar mandi dan ia menyodomiku.

Setelah itu kami saling menyabuni tubuh pasangan. Setelah puas, aku dibayar 2 juta olehnya. Aku cukup terkejut melihat uang sebesar itu. Sejak itu, aku makin tenggelam ke dunia sex, bahkan cewek-cewek lesbian/biseks pun kulayan.

Selasa, 05 April 2011

Ibu Kost Lily (bag. 1)

Sudah hampir setahun Zaki tinggal di tempat kost bu Lily. Bisa tinggal di tempat kost ini awalnya secara tidak sengaja ketemu bu Lily di pasar. Waktu itu bu Lily kecopetan, trus teriak dan kebetulan Zaki yang ikut menolong menangkap copet dan mengembalikan dompet bu Lily. Trus ngobrol sebentar, kebetulan Zaki lagi cari tempat kost yang baru dan bu Lily mengatakan dia punya tempat kost atau bisa di bilang rumah bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-an bu Lily.

Bu Lily lumayan baik terhadap Zaki, kelewat baik malah, karena sampai saat ini Zaki sudah telat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu Lily masih adem-adem aja. Mungkin masih teringat pertolongan waktu itu. Tapi justru Zaki yang gak enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya Zaki lebih banyak menghindar untuk ketemu langsung dengan bu Lily.

Sampai satu hari…… waktu itu masih sore jam 4. Zaki masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya. Tempat kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok… tok..tok..tok.. lalu suara bu Lily yang manggil,”Zack…Zaki… ada di dalem gak?” Sontak Zaki bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir Zaki. Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga bu Lily pergi sendiri. Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu Lily,” Zaki lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi Zaki menyahut sedikit teriak,” lagi mandi bu….”

Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara bu Lily jadi dekat,”ya udah mandi aja dulu Zack, ibu tunggu di sini ya…” eh ternyata masuk ke kamar, Zaki tadi gak mengunci pintu. “busyet dah, terpaksa bener-bener harus mandi nie,”pikir Zaki.

Sekitar lima belas menit Zaki di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Lily bosan trus gak jadi nunggu. Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Lily sepertinya masih menunggu. Akhirnya keluar juga Zaki dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil karena terburu-buru.

Bu Lily tersenyum manis melihat Zaki yang salah tingkah,”lama juga kamu mandi ya Zack…” bu Lily membuka pembicaraan. “pasti bersih banget mandinya ya…” gurau bu Lily sambil sejenak melirik dada bidang Zaki. “ah ibu bisa aja… biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Zaki sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat tidur. Bu Lily mendekat dan duduk di samping Zaki, “Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho… trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi mlulu…”ucap bu Lily. Zaki jadi kikuk,”wahduh… kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret nie…” jawab Zaki dengan sedikit memohon.

Bu Lily terlihat sedikit berpikir…”mmmm… boleh deh, tapi jangan lama-lama ya… emang uangmu di pakai untuk apa sie?” terlihat bu Lily sedikit menyelidik. “hmmm… pasti buat cewe mu ya…”dia terlihat kurang senang.

“ah nggak juga kok bu….. saya emang lagi ada keperluan,” jawab Zaki hati-hati melihat raut wajah bu Lily yang kurang senang.

“huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh… sama aja dengan suamiku….”keluh bu Lily dengan nada kesal.

Waduh nampaknya bu Lily lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Zaki. Dengan cepat Zaki menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kok…”

“hhhhh….”bu Lily menghela nafas,”udahlah Zack, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga masalah… ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni terus… aku seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh lebih muda ya.”

sedikit penjelasan bahwa bu Lily ini istri pertama dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni. Dan sekarang sepertinya pak Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Marni dan bu Lily tampaknya udah mulai kesepian nie

“wah kalo masalah keluarga sie aku kurang paham bu…. “jawab Zaki kikuk

“gak apa-apa Zack, ibu hanya mau curhat aja sama kamu… boleh kan Zack?” suara bu Lily sendu. Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu Lily terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie, gawat dong pikir Zaki.

“udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Marni,”Zaki bermaksud menghibur.

“ah kamu Zack… emang ibu masih cantik menurutmu?” bu Lily menatap sendu ke arah Zaki, terlihat dua butir air mata mengalir di pipinya. Uhh…. ingin rasanya Zaki menghapus air mata itu, pak Kardi emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie, coba Zaki bisa berbuat sesuatu… busyet… Zaki memaki dalam hati… “kenapa otak gwa jadi kotor gini.”

Dengan sedikit gugup Zaki menjawab,”mmm…eee…iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku yang duluan tergoda.” Uupsss …. Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar dari mulut… gerutu Zaki dalam hati. Zaki jadi panik, jangan-jangan bu Lily marah dengan ucapan Zaki. Tapi ternyata Zaki salah, karena bu Lily tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi,”ih Zaki bisa aja menghibur…. Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie…” rona wajah bu Lily berubah sedih lagi,”kalo menurutmu Zack, apa ibu emang gak menarik lagi…?” sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Zaki minta penilaian. Terang aja Zaki makin kikuk,”wah aku mau ngomong apa ya bu…? Takutnya nanti di bilang lancang lho… tapi kalo mau jujur…. Ibu cantik banget, seperti masih 30an deh.”

Bu Lily tampaknya senang dengan pujian itu,”hmmm.. kamu ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang Zaki liat dari mananya bisa bilang begitu?”

Zaki jadi cengar cengir,” ….itu penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.”

Bu Lily kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke Zaki sambil berkata,” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…”

Nafas Zaki terasa sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Lily, matanya indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian Zaki mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Lily mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh Zaki memperhatikan bahwa bu Lily memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di bahunya. Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandangan Zaki beralih ke bagian depan uupss… terlihat belahan dada yang hmmm… sepertinya buah dada itu lumayan besar. Sentuhan lembut tangan bu Lily di paha Zaki yang masih dibungkus handuk cepat menyadarkan Zaki. Dengan penuh selidik bu Lily bertanya,”lho… kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an…”

Zaki sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu Lily,”mmm… eeemm.. ibu benar-benar masih cantik, kulitnya masih kencang… masih sangat menggoda…”

Tidak ada jawaban dari mulut bu Lily, hanya pandangan mata yang kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa saat… dan seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Lily makin mendekat, dengan bibir yang semakin merekah. Zaki pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Zaki menyambut bibir merah bu Lily, desahan nafas mulai terasa berat hhhh…hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat, bu Lily menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke mulut Zaki, dan dibalas dengan lilitan lidah Zaki sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.

Bersambung...